Selasa, 01 Juni 2010

Louvre: Seni dan Tragedi

Louvre, kompleks istana raja Prancis dari abad pertengahan. Hari ini kompleks istana ini lebih dikenal sebagai museum seni terbesar di Prancis. Louvre identik dengan seni dan lukisan Leonardo da Vinci « Monalisa » serta patung Venus de Milo dan Winged Victory-nya. Mengunjungi Louvre tidak cukup dilakukan satu kali. Terbagi dalam tiga sayap dengan ruang bawah tanah, total luas museum mencapai 60.600 m2. Museum ini menampung hampir 400.000 benda dan karya seni.
Terletak di sisi sungai Seine, bagi para arsitek Louvre adalah piramid kaca I.M. Pei. Karya yang sempat menjadi kontroversi tapi sekarang dipuji. Piramid kaca terbesar yang merupakan atap menutup galeri utama museum di bawah tanah sekaligus pintu masuk ke galeri mendominasi landscape lapangan (taman) kompleks Louvre. Di dalam galeri bisa ditemukan piramid terbaliknya yang mengundang decak kagum. Piramid terbalik yang juga menjadi penutup dalam adegan akhir film The Da Vinci Code. Karya ini akhirnya ditasdik sebagai contoh baik dalam merespon kebutuhan dan konteks bangunan bersejarah  warisan budaya.
Akan tetapi, tak banyak yang tahu sejarah kelam Louvre. Di sini terjadi pembantaian penganut Protestan oleh penganut Katolik. Malam Saint Barthelemy adalah malam genosid yang membunuh ratusan penganut Protestan di Paris. Bahkan wanita dan anak-anak pun tak luput dari pembantaian. Mayat-mayat bertebaran di lapangannya, bergelantungan di jendelanya. (Calon) raja pada masa itu, Henry IV, awalnya adalah penganut Protestan. Ia dengan cerdik berkonversi menjadi Katolik demi menyelamatkan diri dan akhirnya dinobatkan menjadi raja.
Raja besar Prancis, Le Roi du Soleil, Louis XIV juga mengalami trauma di tempat yang sama. Keluarga kerajaan diserang oleh kelompok bangsawan. Episode ini dikenal sebagai Episode Fronde. Louis XIV kecil dan ibunya, bangsawan Medici dari Firenze- Italia, dilarikan oleh perdana menteri mereka, Mazarin, yang juga berasal dari Italia, sementara sang raja terbunuh. Louis XIV pun naik takhta di usia yang sangat muda.
Di kemudian hari, salah satunya akibat dari trauma ini, Louis XIV memindahkan pusat kekuasaan kerajaan ke Versailles. Louvre ditinggalkan dan dijadikan kediaman artis serta tempat menyimpan koleksi seni kerajaan.
Louvre menjadi tempat menyimpan berbagai koleksi kerajaan hingga terjadinya revolusi Prancis yang mengubah wajah kerajaan menjadi republik. Istana ini pun diputuskan untuk difungsikan sebagai museum tempat menyimpan kekayaan nasional. Ia sempat ditutup selama empat tahun pada akhir 1800an. Pada masa pemerintahan Francois Mitterand, Louvre diberi piramid terkenalnya melalui tangan I.M. Pei.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar