Minggu, 21 November 2010

Kabale und Liebe

Enaknya tinggal di Eropa, pelajar mendapat keistimewaan terutama dalam hal pemberian tarif khusus untuk berbagai fasilitas umum. Di antara fasilitas umum yang bisa dinikmati pelajar dengan harga khusus, alias dapat diskon, di antaranya adalah museum, transportasi umum, tempat wisata bersejarah, dan teater.

Musim dingin itu, diiringi rasa lelah dan malas, juga sedikit bt karena kejadian siang harinya, saya menyeret kaki menuju Staatstheater kota Stuttgart. Bersama beberapa kawan saya menonton pertunjukkan teater.  Kami mengantri karcis menjelang pukul 18, karena pada saat itu biasanya ada beberapa pengunjung yang membatalkan rencana sehingga karcis bangku mereka dijual dengan harga sangat miring, hanya 7 euro saja.  Pertunjukkan baru mulai pukul 19.30. 


Pertunjukkan yang saya ikuti berjudul Kabale und Liebe (intrik dan cinta). Kisah roman mirip Romeo dan Juliet versi Jerman yang ditulis oleh Friedrich Schiller, seorang sastrawan Jerman dari abad ke-18. Kabale und Liebe mengisahkan Ferdinand von Walter, anak bangsawan, yang jatuh cinta pada Luise Miller, putri seorang musisi kelas menengah. Hubungan mereka ditentang orang tua masing-masing dan mereka diminta untuk mengakhiri hubungan tersebut. Ferdinand direncanakan untuk dijodohkan dengan Lady Milford, gundik sang ayah. Si Lady sih suka-suka saja dengan Ferdinand, tapi Ferdinand cuma cinta Luise. Akhirnya Ferdinand pun berontak dan ngajak Luise kabur.


Rencana Ferdinand dijegal ayahnya. Bersama sekretarisnya, Wurm, yang juga saingan Ferdinand, sang ayah menahan orang tua Luise. Luise dipaksa membuat surat yang harus dia tanda tangani berupa surat cinta yang menyatakan bahwa ia hanya akan dapat membebaskan orang tuanya dengan kematiannya dan sumpah pada Tuhan bahwa dia menulis surat itu atas kehendaknya sendiri, meski pada kenyataanya dia dipaksa menulis dan bersumpah. Surat itu dibocorkan pada Ferdinand. Ferdinand pun marah dan putus asa dalam kecemburuan.

Luise yang sudah terjebak dalam sumpah palsu tak punya cara lain untuk membebaskan dirinya selain dengan kematian. Luise pun sekarat di hadapan Ferdinand dan mengembalikan kasih mereka. Ferdinand pun, setelah menyadari kebenaran yang terjadi, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya bersama Luise.

Cerita cinta dan intrik ini sekilas mirip dengan Romeo dan Juliet. Perbedaanya hanya terletak pada posisi dua keluarga tokoh yang terlibat. Dalam kisah Romeo dan Juliet, keduanya berasal dari keluarga bangsawan yang saling bermusuhan. Sementara dalam Kabale und Liebe, kedua tokoh dipisahkan oleh stratifikasi sosial. Stratifikasi inilah yang menjadi akar intrik dan permasalahan yang melatarbelakangi kehidupan pada abad ke-18. Hal ini pulalah yang disorot Schiller dalam karyanya. Schiller memposisikan karya panggungnya untuk memperlihatkan perjuangan individu melawan tekanan sosial, agama dan moral di masa itu.

Pertunjukkan berlangsung dalam bahasa Jerman dengan menggunakan bahasa sastra. Dari sekira 2-3 jam pertunjukkan, hanya 20% isi percakapan bisa saya tangkap. Sisanya saya coba mengartikan dari akting para pemain. Alhasil, hingga akhir acara, saya tak juga mendapat inti cerita. Saya baru mengerti setelah mencari keterangan tentang karya ini setelah pertunjukkan usai. Namun, pengalaman menonton teater di Jerman memberikan kesan tersendiri bagi saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar